Selasa, 07 Januari 2014

DaLaM PeNaNTiaNKu.....(31)


7. Faktor Pendukung dan
 Penghalang Sukses(1).


  • Hal - hal yang menjadi faktor - faktor pendukung dan penghalang sukses umumnya disesuaikan dengan pengertian Anda tentang sukses itu apa.
  • Bila bagi Anda sukses adalah menjadi seorang ilmuwan, seorang peneliti atau sejenisnya, maka logika akan menjadi faktor yang sangat mendukung Anda menuju kesuksesan yang Anda maksud.
  • Akan tetapi bila bagi Anda sukses itu adalah hidup harmonis bersama keluarga, berkecukupan secara materi, punya rumah sendiri, punya kendaraan pribadi, anak - anak sekolah di sekolah terbaik, maka logika justru faktor penghalang dalam mencapai tujuan Anda.
  • Kenapa ?
  • Oleh karena logika Anda menolak menerima bahwa suatu waktu Anda akan mampu punya rumah sendiri, punya mobil sendiri.
  • Contoh :
  • Anda berusia 25 tahun, pendidikan sarjana teknik, manajemen, maupun ekonomi dengan penghasilan Rp. 3.000.000,- per bulan.
  • Maka logikanya :
  • Biaya yang dikeluarkan :

  1. Sewa rumah                                             Rp.   500.000,-
  2. Biaya hidup                                              Rp.1.200.000,-
  3. Biaya transportasi                                  Rp.   200.000,-
  4. Dan lain - lain                                           Rp.   100.000,-
  5. Total pengeluaran perbulan                Rp.2.000.000,-
  6. Sisa per bulan                                         Rp.1.000.000,-




  • Misalnya Anda bisa menabung 1 juta perbulan, berarti jumlah tabungan Anda mencapai 12 juta.
  • Sekiranya Anda menabung selama 5 tahun berarti Anda berhasil mengumpulkan uang 60 juta dan pada saat Anda berusia 30 tahun dan belum berkeluarga.
  • Uang sebesar 60 juta yang Anda tabungkan akan habis untuk biaya pernikahan, membeli perabot, sehingga Anda harus nabung lagi untuk membeli mobil dan rumah?
  • Pengalaman penulis :
  • Kami menikah dengan modal yang boleh dikatakan nol besar. 
  • Kami berdua mengajar di sekolah menengah.
  • Pada saat anak kami pertama lahir hingga anak kami masuk sekolah keadaan ekonomi kami masih tidak berubah.
  • Namun dalam kondisi yang sangat memperhatinkan itu, kami punya "impian" bahwa suatu waktu kami akan punya rumah permanen. mobil, bahkan anak - anak kami kelak bisa sekolah diluar negeri.
  • Sesuatu yang secara logika tidak dapat diterima, tidak masuk akal, tidak realistis, atau apa pun.
  • Namun kami yakin penyelenggaraan Ilahi. Impian itu sudah menjadi doa kami berdua, yang setiap hari kami ulangi dan ulangi lagi, sekalipun kami tidak tahu jalannya dan bahkan tidak mengerti kapan impian itu jadi kenyataan.
  • Hingga akhirnya ternyata setelah melalui liku - liku hidup yang teramat pahit, impian - impian kami mulai mengkristal dan menjadi nyata.
  • Bila kami mengandalkan logika, maka sampai saat ini mungkin kami masih terlunta - lunta hanya untuk melanjutkan hidup.
  • Saya teringat ungkapan dari Ibnu Sina (tokoh Islam dunia, seorang dokter medicine) : "Pikiran akan menjadi realita ke depan."
  • Hal ini meruapakan benang merah dari "the wisdom word" :  Anda akan menjadi seperti yang Anda pikirkan.
  • Dalam bahasa religius : " Jadilah sesuai dengan imanmu."
  • Sesuatu yang sangat fantastis dan mustahil bagi logika, namun terjadi bagi yang percaya akan penyelengaraanNYA.
  • Oleh karena bagi Dia Yang Maha Besar tidak ada suatu pun yang mustahil !
  • Harta kami tidak banyak, namun bagi kami adalah sukses. Setelah mengantarkan anak - anak kami ke jenjang pendidikan yang memadai.
  • Kami berbahagia mendapatkan kesempatan berbuat bagi sesama, sambil menikmati hidup.
  • Sejak 6 tahun belakangan, penulis dan istri selama setahun, minimal 330 hari berada di hotel dan berkeliling ke seluruh nusantara, bahkan dunia. Yaitu untuk tidak habis - habisnya mensyukuri karuniaNYa yang tidak terhingga.
  • Jadi, kalau logika menjadi penghalang kesuksesan Anda, tinggalkanlah ia!
  • Coba Anda membuka mata.
  • Lihatlah sekeliling, hampir semua orang yang sukses bukanlah ilmuwan. Kecuali yang mendapatkan kedudukan karena jabatan politis yang selalu menjaga amanah pada sesama.
  • Banyak orang yang dalam hidupnya mendewa - dewakan logika, kehidupannya memprihatinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar