Selasa, 25 Maret 2014

PeNaNTiaN SuRGa DuNiaMu...(Kisah Nabi Adam as.12)



Kisah Nabi Adam a.s.





12. Nabi Adam as. dan Hawa setelah anak- anaknya dewasa.

Ketika kedua anaknya yang laki - laki itu tumbuh sebagai anak dewasa, Nabi Adam as. mulai mendidik anak - anaknya agar dapat mengelolah bumi dengan baik, dengan cara bercocok tanam, berternak, dan lain - lain pekerjaan yang dapat membuahkan hasil dan bermanfaat.

Agar kedua anaknya tersebut mau taat pada perintah ALLAH, maka Nabi Adam as. menyerukan kepada anak - anaknya agar mensyukuri nikmat ALLAH yang telah diberikan kepadanya.

Di antara perintah ALLAH adalah mempersembahkan sebagian hartanya atau rizkinya ke puncak gunung agar dapat dinikmati oleh makhluk - makhluk ALLAH yang tidak pandai bercocok tanam. Pekerjaan seperti inilah oleh Nabi Adam as. dinamakan berkurban, berzakat dan beribadah.

Akhirnya tibalah masanya bagi Qabil dan Habil untuk beristri. Tuhan memberi petunjuk kepada Nabi Adam as. mengenai perkawinan anak - anaknya.

Kepada kedua putranya Nabi Adam as. mengambil satu kebijaksanaan. Persoalannya diserahkan kepada Tuhan. Nabi Adam as. tidak mau mengadakan pemaksaan kepada anaknya. Karena Qabil memaksa menikahi Iqlima yang lebih cantik dari Labuda.

Hendaklah kedua putranya melakukan ibadat kurban kepada ALLAH. 

Kurban siapa yang diterima ALLAH, ialah yang berhak menentukan dengan siapa ia kawin.  Sedangkan kurban  yang tidak diterima haruslah menerima saja.

Qabil dan Habil setuju pada usul Nabi Adam as. sehingga kurban yang diterima ALLAH adalah kurban dari Habil berupa kambing yang paling sehat, paling gemuk dan paling disayangi, sedangkan kurban Qabil adalah buah- buahan yang sudah busuk.

Qabil mengatakan tidak menerima putusan kurban itu. Ia tetap tidak rela Iqlima menjadi istri Habil. Dan ia tidak mau memperistri Labuda.

Habil berusaha menyadarkan kakaknya (Qabil). Bahwa jika Qabil menolak keputusan itu, ayah mereka (Nabi Adam as.) dan Tuhan akan marah.

Dan Habil tidak berhasrat untuk merebut Iqlima dari Qabil, tapi semata - mata karena kehendak Tuhan. Akan tetapi Qabil tidak peduli.

Qabil melakukan pembunuhan kepada Habil. Qabil melarikan diri ke hutan, dengan rasa berdosa dan menyesal terus mengejarnya.

Nabi Adam as. dan Hawa sangat bersedih atas peristiwa itu. Namun keduanya tetap tabah dan memohon pengampunan dan bimbingan ALLAH.

Sebagaimana terdapat pada Al qur'an surat AL - MAIDAH ayat 27 -31 :










Tidak ada komentar:

Posting Komentar